Cara Merubah File PDF Menjadi Word

Ketika kita mendownload file teryata type filenya pdf, untuk type file pdf tidak bisa di edit atau dihapus. Agar data yang kita download bisa dirubah menjadi file word, saya akan jelaskan cara merubah file pdf menjadi word via online.

  • Langkah pertama silahkan saudara masuk ke situs https://smallpdf.com/ 
  • Maka akan muncul menu seperti di bawah ini

  • Silahkan pilih menu PDF to Word

  • Selanjutnya saudara akan masuk ke menu seperti dibawah ini 

  • Pilih tulisan atau klik Choose File
  • Silahkan pilih file yang akan di rubah menjadi word

  • Setelah memilih file maka akan ada proses convert

  • Apabila berhasil maka akan muncul menu seperti dibawah ini untuk mendownload hasil dari convert yang tadi di lakukan



Demikian artikel singkat cara merubah file pdf menjadi word semoga bermanfaat.




Rahasia Keutamaan Shalat Subuh

Rahasia Keutamaan Shalat Subuh


Betapa nikmatnya bisa melaksanakan shalat subuh berjamaah di masjid. Sebuah kenikmatan hidup yang tidak bisa dibeli dengan uang manapun, karena kenikmatan itu berasal dari Allah langsung kepada para hamba-Nya yang taat menjalankan perintah-perintahNya. Pada saat waktu shubuh itu, para malaikat turun ke bumi dan menyaksikan orang-orang yang shaleh mengucapkan tasbih, tahmid, dan tahlil. Seraya berzikir mengucapkan Subhanallah, walhamdulillah, walaailaha illallahu, Allahu Akbar.

Shalat shubuh adalah shalat yang paling sulit dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki kadar keimanan rendah. Bila seorang muslim memiliki kadar keimanan tinggi, pastilah ia akan mendatanginya dengan cara merangkak karena merasakan betapa nikmatnya shalat shubuh itu.

Ada sebuah rahasia shalat shubuh yang mungkin belum pernah anda DENGAR. Dalam zaman Rasulullah, Muhammad SAW, masjid-masjid selalu dipenuhi para jamaahnya pada saat shalat shubuh. Berbeda sekali pada saat ini. Banyak masjid yang kosong dari para jamaah, dan hanya sedikit orang-orang yang beriman melaksanakan shalat shubuh berjamaah ini. Pada zaman sahabat Rasul, begitu banyak orang-orang yang selalu datang ke masjid karena tahu rahasia sholat subuh ini. Begitu dahsyatnya shalat shubuh itu, sampai-sampai Rasulullah menyuruh para sahabat membakar rumah-rumah yang di dalamnya ada seorang muslim yng tidak melaksanakan shalat shubuh di masjid. Sepintas terlihat kejam, tetapi sebenarnya di sana ada sebuah pembelajaran yang mahal harganya, karena Rasullullah tak ingin umatnya jauh dari pintu surga dan mendekati pintu api neraka yang panas itu.



Shalat shubuh adalah shalat yang sangat dimuliakan dari shalat-shalat wajib lainnya. Sebab pada saat menjelang fajar menyingsing, sulit sekali melawan rasa kantuk yang luar biasa. Bila kita tak terbiasa, maka adzan shubuh dari masjid tak terdengar sampai ke telinga bahkan kalau pun kita mendengarnya, maka kita langsung menarik bantal dan sarung untuk tidur kembali. Makanya, dalam adzan subuh itu ditambahkan kalimat Assholaatu Khoirum Minannauum, yang artinya shalat itu lebih baik daripada tidur. Saya sering merinding bila menjadi Muadzin memanggil orang-orang untuk datang ke masjid. Sebab saya takut, saya sendiri yang kelak justru tertidur ketika waktu shalat shubuh tiba.

Wahai kawan yang beriman. Temukan rahasia penting dalam shalat shubuh ini, dan pastikan anda adalah orang yang menemukan rahasia itu. Bila anda telah melaksanakan shalat shubuh berjamaah di masjid tanpa putus satu kalipun, maka anda akan temukan sebuah rahasia besar yang akan membuat anda menjadi pribadi yang super dan berbeda dari sebelumnya. Kalau anda tak percaya, silahkan membuktikannya. Jadilah pemenang yang mampu mengalahkan hawa nafsu dari dalam diri. Bila anda telah memenangkan pertempuran melawan hawa nafsu yang telah bersemayam di tubuh anda, maka anda akan menjadi orang yang takwa.

Inna Akromakum Indallahi Atkokum. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang Bertakwa.

Rahasia shalat shubuh tak akan pernah anda dapatkan, bila anda tak pernah melaksanakan shalat shubuh itu secara berjamaah. Sebuah rahasia yang telah didapatkan oleh mereka yang beriman dan beramal shaleh dan saling nasehat menasehati didalam kebenaran dan kesabaran.. Selalu menjalankan perintah Allah dengan sepenuh hati dan mengatakan dalam dirinya, Sami’na wa atho’na, kami dengar dan kami taat. Bukan sami’na wa asyoina, kami dengar dan kami asyik tidur kembali.

Keutamaan Shalat Shubuh
Dalam riwayat Muslim disebutkan, “Sungguh dua raka’at itu (sebelum Shubuh) lebih aku cintai daripada seluruh dunia.”Jika dunia dengan segenap isi dan perbendaharaannya di mata Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak dapat menyamai dua rakaat sebelum Shubuh maka bagaimana lagi keutamaan shalat Shubuh itu sendiri. Keutamaan shalat shubuh sebagai sebab masuk surga dan selamat dari neraka. Disebutkan di dalam sebuab hadits bahwa siapa saja yang menjaga shalat Shubuh dan Ashar maka akan dimasukkan ke dalam Surga dan dijauhkan dari api neraka.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallambersabda dalam hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim, “Barang siapa yang shalat di dua waktu yang sejuk maka dia akan masuk surga.” Dan dalam hadits yang lain beliau bersabda, “Tidak akan dijilat api neraka seseorang yang shalat sebelum Matahari terbit dan sebelum tenggelam.” Yang dimaksudkan dengan dua waktu yang sejuk adalah waktu shalat Shubuh dan shalat Ashar.Disaksikan Malaikat Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya, “Dirikanlah shalat dari sesudah Matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. 17:78)

Shalat Shubuh, disebut Qur’anul Fajr karena bacaan al-Qur’an pada shalat ini lebih panjang daripada shalat-shalat yang lain, dan shalat Shubuh ini disaksikan oleh para malaikat. Terkait dengan ini, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallammenjelaskan dalam sebuah haditsnya, “Malaikat saling bergantian dalam mengawasi kalian semua pada waktu malam, dan juga malaikat pengawas di waktu siang, mereka berkumpul pada waktu shalat Shubuh dan shalat Ashar. Kemudian malaikat yang berjaga malam hari naik, lalu Allah bertanya kepada mereka tentang hamba-hamba-Nya sedangkan Allah lebih tahu keadaan mereka, “Bagaimana keadaan hamba-hamba-Ku ketika kalian tinggalkan? Maka para malaikat menjawab, “Kami tinggalkan mereka dalam keadaan shalat, dan ketika kami datang mereka pun juga sedang dalam keadaan shalat.”

Sungguh bahagia orang-orang yang mau memerangi diri, bangkit meninggalkan kasur-kasur mereka. Berjuang keras melawan segala yang menariknya ke tempat tidur, rasa kantuk, dingin, malas dan lain sebagainya. Mereka berharap untuk mendapatkan tiket yang begitu mahal, terbebas dari sifat nifaq, dan untuk menggapai apa yang dikabarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, masuk surga. Mereka juga ingin mendapatkan persaksian mulia dari para malaikat, ingin menjadi hamba-hamba yang ditanyakan Allah keadaannya, lalu dijawab oleh para malaikat bahwa mereka sedang shalat.

Allah Bersumpah dengan Waktu Fajar. Karena besarnya keutamaan waktu Shubuh ini maka Allah subhanahu wata’ala bersumpah dengan menggunakan waktu itu, Dia berfirman, “Demi fajar, dan malam yang sepuluh.” (QS. 89:1-2)

Memberi Banyak Manfaat
Wahai saudaraku, merupakan ciri khas dari shalat Shubuh ini adalah bahwasanya dia dapat menyegarkan dan memperbaharui keimanan, menghidupkan hati, melapangkan dada, membuat jiwa penuh dengan kebahagiaan serta menjadikan berat timbangan amal kebaikan.

Sesungguhnya nikmatnya tidur pada waktu Shubuh yang hanya sekian menit tidaklah sebanding dengan kengerian di kubur, atau kengerian jurang-jurang di neraka. Kala itu seseorang hanya mampu menggigit jari menyesal untuk selama-lamanya seraya mengatakan, “Wahai Rabb kembalikan aku ke dunia, aku akan melakukan amal shalih yang dulu aku tinggalkan.” Betapa celaka, kenikmatan yang di akhiri dengan penyesalan, dan kenyamanan yang membawa penderita an begitu menyakitkan.

Saudaraku tercinta, cobalah kita ingat nikmat Allah yang terus menerus mengiringi kita tiada henti, coba bandingkan kondisi anda dengan kondisi orang lain. Ketika mereka berbaring di tempat tidur, kepala mereka masih diselimuti oleh berbagai beban berat, kegalauan dan kekhawatir an, apa yang akan dimakan besok? Sementara tubuh diliputi rasa penat dan lelah, setelah seharian mencari sesuap nasi untuk menghilang kan rasa lapar. Sebagian dari mereka ketika bangun di pagi hari terkadang ditemani oleh dentuman meriam dan rentetan tembakan senapan, sementara perut terasa lapar sedang hawa pun demikian dingin menyengat. Di sisi mereka anak-anak yang masih kecil menangis, berteriak kelaparan dan mengeluh kesakitan.

Adapun kita…sungguh kita dalam keadaan aman ketika makan dan minum, badan kita pun sehat, masih punya kekuatan dan umur. Maka janganlah itu semua menipu dan membuat kita terlena, dengan menggunakan kenikmatan tersebut untuk kemaksiatan dan dosa serta lupa bersyukur kepada Allah subhanahu wata’ala yang telah melimpahkan segala nikmat dengan tanpa batas.

Saudaraku, apakah engkau merasa aman ketika menuju pembaringanmu, padahal boleh jadi ia adalah tidur terakhirmu di dunia. Engkau tidak bangun lagi setelahnya dan ketika bangun tahu-tahu engkau telah berada di alam kubur. Maka selayaknya kita bersiap-siap selagi kita masih berada di dunia ini. Siapkanlah jawaban untuk di kubur, jawaban yang benar dan lurus tentunya. Jangan lupa kita selalu memohon kepada Allah subhanahu wata’ala agar menjadikan kita semua orang-orang yang mau mendengarkan ucapan dan mau mengikuti mana yang baik di antara ucapan itu, menjadikan akhir kehidupan kita dengan akhir kehidupan yang baik dan bahagia, dan mudah-mudahan Allah subhanahu wata’ala menolong kita untuk selalu berdzikir mengingat-Nya, bersyukur kepada-Nya dan memperbaiki ibadah hanya kepada-Nya.

Jika Shalat Shubuh Diremehkan
Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu merupakan kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. 4:103-104)

Islam adalah jalan kehidupan yang universal dan mencakup seluruh sisi kehidupan manusia. Islam merupakan sebuah ikatan antara seorang hamba dengan Rabbnya, Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu), “Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia,dan jangan kamu menyembunyi kannya,” lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruk tukaran yang mereka terima.” (QS. 3:187)

Maka seorang hamba harus iltizam (komitmen) terhadap kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan oleh Rabbnya. Dan Allah subhanahu wata’ala pun telah memberikan berbagai macam hak manusia dan berikut keistimewaannya dan pada akhirnya seorang hamba akan mendapatkan haknya yang terbesar sebagaimana disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, artinya, “Dan hak hamba atas Allah adalah Allah tidak menyiksa siapa saja yang tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun.”

Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. 2:208)

Para mufassirin mengatakan tentang makna ayat ini (yaitu), “Terimalah Islam dengan segenap hukum dan syari’atnya.” Allah subhanahu wata’ala telah murka kepada bani Israil yang hanya menerima sebagian ajaran agama yang mereka kehendaki serta enggan mengerjakan sebagian yang lainnya. Maka Allah subhanahu wata’ala berfirman“Apakah kamu beriman kepada sebagian dari Al-Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain?” (al Baqarah:85)

Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu memvonis orang yang tidak shalat Shubuh dan Ashar dengan berjama’ah sebagaimunafiq ma’lumun nifaq (yang nyata nifaqnya) maka bagaimana dengan orang yang sama sekali tidak mengerjakan shalat, berjama’ah maupun tidak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga telah bersabda, artinya, “Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang-orang munafiq daripada shalat Subuh dan Isya’. Seandainya mereka mengetahui besarnya pahala kedua shalat tersebut, niscaya akan mendatanginya meskipun dengan merangkak.” (HR al-Bukhari)

Allah subhanahu wata’ala berlepas diri dari orang- orang yang meninggalkan shalat fardu lima waktu, sebagaimana disebutkan di dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam artinya, “Janganlah engkau meninggalkan shalat dengan sengaja, karena sesungguhnya siapa saja yang meninggalkan shalat dengan sengaja maka tanggungan Allah dan Rasul-Nya telah terelepas darinya.” (HR Ahmad dalam al-Musnad)

Solusi
Di antara solusi yang insya Allah dapat membantu kita menjadi orang-orang yang dapat menjaga shalat adalah sebagai berikut : Hendaknya memposisikan shalat sesuai dengan kedudukannya dalam kehidupan kita, sehingga dalam seluruh aktivitas kehidupan kita senantiasa menekankan masalah shalat ini, bukan sebaliknya menyepelekannya.

Mempergunakan jam (bel/weker) untuk membangunkan kita agar tidak terlambat dalam menjalankan shalat Shubuh.

Tidur lebih awal, agar dapat bangun lebih awal pula, dan usahakan melakukan pekerjaan atau aktivitas setelah selesai shalat Shubuh. Karena Allah subhanahu wata’ala membagi rizki-Nya pada waktu setelah Shubuh ini.

Membiasakan untuk membaca dzikir dan do’a sebelum tidur, dan memohon kepada Allah subhanahu wata’ala agar menolong kita untuk selalu mengerjakan shalat.

Merasa sangat bersalah dan berdosa ketika kita ketinggalan shalat dan berusaha sekuat tenaga untuk tidak mengulangi kesalahan itu.

sumber : http://perluandatahu.blogspot.co.id/2013/06/rahasia-keutamaan-shalat-subuh.html
Sabar Menghadapi Ujian Hidup

Sabar Menghadapi Ujian Hidup

Sesungguhnya ujian dan cobaan yang datang bertubi-tubi menerpa hidup manusia merupakan satu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla. Tidak satu pun diantara kita yang mampu menghalau ketentuan tersebut.
Keimanan, keyakinan, tawakkal dan kesabaran yang kokoh amatlah dibutuhkan oleh seorang hamba dalam menghadapi badai cobaan yang menerpanya. Sehingga tidak menjadikan dirinya berburuk sangka kepada Allah Subhanahu wata’ala terhadap apa yang telah ditentukan baginya.
Oleh karena itu, dalam keadaan apapun seorang hamba yang beriman kepada-Nya harus senantiasa berbaik sangka kepada Allah. Dan haruslah diyakini bahwa tidaklah Allah menurunkan berbagai musibah melainkan sebagai batu ujian atas keimanan yang mereka miliki. Allah Ta’ala berfirman :
“Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk ke dalam surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam goncangan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang bersamanya : Bilakah datang pertolongan Allah? Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah amatlah dekat.” (Al Baqarah : 214)
Kesabaran merupakan perkara yang amat dicintai oleh Allah dan sangat dibutuhkan seorang muslim dalam menghadapi ujian dan cobaan yang dialaminya. Sebagaimana dalam firman-Nya :
“…Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran : 146)
Selama roda kehidupan terus berputar, seorang takkan pernah luput dari menuai ujian dan cobaan. Dengan berbagai musibah yang datang silih berganti ini, hendaknya seorang introspeksi diri dan semakin mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wata’ala. Bukan mengambil jalan pintas dengan mengklaim ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan-Nya. Karena tidak ada yang bisa memberikan solusi terbaik dari berbagai ujian dan cobaan hidup melainkan hanya Allah Azza wa Jalla.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam menggambarkan kriteria seorang mukmin dalam menyikapi ketentuan Allah Subhanahu wata’ala, beliau bersabda :

عجباً لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ, فَكَانَ خَيْراً لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ “. رواه مسلم
“Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya seluruh perkaranya adalah baik baginya. Dan tidaklah didapatkan pada seorang pun hal tersebut melainkan pada diri seorang mukmin : Jika dia merasakan kesenangan maka dia bersyukur. Dan itu lebih baik baginya. Jika kesusahan menerpanya, maka dia bersabar. Dan itu lebih baik baginya.” (Riwayat Muslim)
Asy Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah, beliau menerangkan tentang hadits di atas : (Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya seluruh perkaranya adalah baik baginya), maksudnya : “Sesungguhnya Rasul ‘alaihis sholatu wassalam menampakkan kekaguman beliau dengan pandangan kebaikan (terhadap perkara seorang mukmin), maksudnya : “terhadap urusannya.” Maka sesungguhnya seluruh urusan itu (dianggap) baik baginya dan tidak terdapat hal tersebut kecuali pada diri seorang mukmin. Kemudian Rasul ‘alaihisholatu wassalam memberikan rincian tentang perkara kebaikan tersebut dengan sabdanya : (Jika dia merasakan kesenangan maka dia bersyukur. Dan itu lebih baik baginya. Jika kesusahan menerpanya, maka dia bersabar. Dan itu lebih baik baginya). Beliau (Asy Syaikh Al Utsaimin) berkata : “Ini adalah keadaan seorang mukmin. Setiap manusia berada dalam ketentuan-ketentuan Allah, baik berupa kesenangan maupun kesusahan. Dan manusia dalam menyikapi ujian dan cobaan ini terbagi menjadi dua golongan : mukmin dan non mukmin (kafir).

Adapun golongan Mukmin ; menganggap baik segala ketentuan Allah baginya. Jika kesusahan itu menimpanya, maka dia bersabar atas ketentuan-ketentuan Allah dan senantiasa menanti pertolongan-Nya serta mengharapkan pahala Allah. Semua itu merupakan perkara yang baik baginya dan dia memperoleh ganjaran kebaikan selaku orang-orang yang bersabar.
Jika kesenangan itu mendatanginya, baik berupa kenikmatan agama ; seperti ilmu, amalan sholih dan kenikmatan dunia ; seperti harta, anak-anak dan keluarga, maka dia bersyukur lagi menjalankan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla.
Oleh karena itu, seorang mukmin memperoleh dua kenikmatan, yaitu : kenikmatan agama dan dunia. Kenikmatan dunia diperoleh dengan kesenangan dan kenikmatan agama diperoleh dengan bersyukur. Maka inilah kondisi seorang mukmin.
Adapun golongan non mukmin ; (Sungguh) berada dalam kejelekan, wal’iyyadzubillah. Jika kesusahan itu menimpanya, maka dia tidak sabar, berkeluh kesah, mencemooh, mengutuk, mencerca masa (waktu) bahkan mencela Allah Azza wa Jalla.
Jika kesenangan menghampirinya, dia tidak bersyukur kepada Allah. Maka kesenangan ini akan menjadi balasan siksaan di akhirat.
Maka kondisi orang kafir tetap jelek, baik mendapatkan kesusahan maupun kesenangan. Berbeda halnya dengan orang mukmin yang senantiasa dalam kebaikan dan kenikmatan.

Ada beberapa faedah (yang bisa kita ambil) dari hadits ini :
1. Adanya dorongan (untuk tetap kokoh) diatas keimanan. Dan seorang mukmin senantiasa dalam kebaikan dan kenikmatan.
2. Adanya dorongan untuk sabar atas kesusahan yang menimpa. Karena (sabar) merupakan perangai keimanan. Apabila anda sabar dalam menghadapi kesusahan dan diiringi dengan menanti (pertolongan) Allah agar dibebaskan dari (kesusahan tersebut). Kemudian mengharap pahala Allah Subhanahu wata’ala, maka hal tersebut merupakan tanda keimanan.
3. Adanya dorongan untuk bersyukur tatkala (memperoleh) kesenangan. Jika seorang bersyukur kepada Rabbnya atas nikmat yang diperoleh. Maka ini adalah taufiq dari Allah dan termasuk salah satu sebab bertambahnya kenikmatan, Sebagaimana Allah berfirman :

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim : 7).
Jika Allah memberi taufiq kepada seorang hamba untuk bersyukur kepadanya, maka ini adalah suatu nikmat yang patut untuk disyukuri untuk kedua kalinya. Dan apabila dia diberi taufik lagi, maka itu adalah suatu nikmat yang patut disyukuri untuk ketiga kalinya. Demikian seterusnya.
Sedikit sekali manusia yang mensyukuri nikmat-Nya. Oleh karena itu, jika Allah menganugerahkan kepada anda rasa syukur dan memberikan pertolongan padanya, maka ini adalah nikmat.
Oleh karena itu, disebutkan dalam sebuah sya’ir :
Jika rasa syukur terhadap nikmat Allah itu adalah sebuah nikmat
Maka yang semisalnya (nikmat tersebut) wajib pula disyukuri
Tidak akan sampai rasa syukur itu melainkan dengan keutamaan-Nya
Walaupun hari-hari (masanya) panjang dan umur pun (masih) menyertai
(Syarah Riyadhus Sholihin hal 95-96 cet Darul Aqidah)

Alangkah indahnya perangai seorang mukmin ketika menghadapi ketentuan-ketentuan yang berlaku padanya. Jika ujian itu datang berupa nikmat, maka dia mensyukurinya. Dan jika ujian itu datang berupa kesulitan, kesusahan, kemiskinan, kelaparan, musibah dan sebagainya, maka dia bersabar dengannya. Dua perangai tersebut, yaitu syukur dan sabar merupakan amalan yang agung, bahkan keduanya termasuk dalam perangai keimanan. Sebagaimana dikatakan oleh sebagian Salaf : “Iman itu dua bagian, bagian pertama adalah sabar dan bagian kedua adalah syukur.” Dan mereka menyandarkan perkataan tersebut dengan firman Allah Azza wa Jalla :
“Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
setiap orang penyabar dan banyak bersyukur.” (Ibrahim : 5)

Macam-Macam Kesabaran
Ibnul Qoyyim rohimahullah mengatakan dalam Madarijus Salikin : “Sabar adalah menahan jiwa dari keluh kesah dan marah, menahan lisan dari mengeluh serta menahan anggota badan dari berbuat tasywisy (tidak lurus). Sabar ada tiga macam : Sabar dalam berbuat ketaatan kepada Allah, sabar dari maksiat, dan sabar dari cobaan Allah.”
Oleh karena itu sabar dibagi menjadi tiga tingkatan :
1. Sabar dari meninggalkan kemaksiatan karena takut ancaman Allah, senantiasa dalam keimanan dan meninggalkan perkara yang diharamkan. Yang lebih dari ini adalah sabar dari meninggalkan kemaksiatan karena malu kepada Allah. Penyebutan sabar dari maksiat memiliki dua sebab dan dua faedah :
Sebab pertama adalah takut ancaman yang akan menimpanya bila melakukan maksiat.
Sebab kedua adalah malu kepada Allah.
Adapun dua faedah sabar dari meninggakan kemaksiatan adalah tetapnya keimanan dan menjauhkan diri dari yang haram.

2. Tingkatan sabar yang kedua adalah sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah dengan terus-menerus melaksanakannya, memelihara keikhlasan dalam mengerjakannya dan memperbaikinya.
Tingkatan kedua ini menunjukkan bahwa melaksanakan ketaatan lebih ditekankan daripada meninggalkan maksiat. Sehingga sabar pada tingkatan kedua ini di atas tingkatan sabar dari meninggalkan maksiat.
Sabar dalam tingkatan kedua ini mengandung tiga hal :
a. terus menerus dalam ketaatan.
b. Ikhlas dalam melaksanakannya.
c. Mengerjakannya sesuai dengan kandungan ilmu.

Ketaatan akan sirna bila salah satunya tidak terpenuhi. Seorang hamba bila terus-menerus dalam ketaatan berarti dia telah menunaikan (ketaatan itu). Dan jika mampu untuk melaksanakannya secara berkesinambungan, maka dia akan menghadapi dua bahaya berikutnya :
a. Tidak ikhlas, bila yang menimbulkan ketaatannya bukan semata-mata mengharap wajah Allah. Bahaya ini dihindari dengan cara memelihara keikhlasan.
b. Tidak sesuai dengan ilmu, maksudnya ; tidak sesuai dengan sunnah. Dan menghindari bahaya ini dengan mutaba’ah (mengikuti) jejak Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. (Madarijus Salikin jilid 2 hal 171-173 Darul Kutub Al Ilmiyah cet. thn 1420 H)

Ada beberapa hal yang akan menuntun seorang hamba sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan, sebagai berikut :
1. Hendaklah dia menyaksikan bahwa Allah Subhanahu wata’ala adalah Pencipta amal perbuatan hamba, baik gerakan-gerakan, tingkah laku dan kehendak-kehendak mereka. Kapan saja Allah menghendaki terjadinya amal perbuatan tersebut maka terjadilah. Dan jika Allah tidak berkehendak maka tidak terjadi. Tidak ada satu debu pun yang bergerak di permukaan bumi maupun di dalam perut bumi melainkan dengan ijin dan kehendak-Nya.
2. Hendaklah dia memandang kepada dosa-dosa yang telah dilakukannya. Dan Allah menimpakan musibah-musibah tersebut disebabkan dosa-dosanya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala :

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Asy Syuro : 30).
Apabila seorang hamba menyadari bahwa musibah-musibah yang menimpa disebabkan oleh dosa-dosanya. Maka dia akan segera bertaubat dan meminta ampun kepada Allah dari dosa-dosa yang melilit dirinya. Dikatakan oleh Ali bin Abu Tholib dan selainnya : “Tidaklah turun suatu malapetaka melainkan karena dosa. Dan tidaklah diangkat (malapetaka tersebut) kecuali dengan bertaubat.”
3. Hendaklah dia mengetahui bahwa Allah bersamanya apabila dia bersabar. Dan Allah cinta dan ridho kepadanya. Jika Allah bersamanya maka dirinya tidak terhanyut oleh berbagai gangguan dan mudharat, dimana tidak ada seorang pun dari kalangan makhluk-Nya yang mampu menghalau. Allah Ta’ala berfirman :

“Dan sabarlah sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al Anfal : 46)
Dan Firman-Nya :

“…Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran : 146)
Al Imam Syafi’i berkata dalam sya’irnya :
Bersabarlah yang indah, alangkah
dekatnya kelapangan
Barangsiapa yang muraqabah (merasa
diawasi) Allah dalam seluruh urusan, ia akan berhasil
Barangsiapa yang membenarkan Allah,
tidak akan terbawa gangguan.
Dan barangsiapa yang mengharapkan-Nya,
Dia akan ada dimana dia mengharap. (Manaqib Asy Syafi’i, Al Baihaqi 2/362)
4. Hendaklah dia mengetahui bahwa jika dia bersabar, maka Allah akan menjadi penolongnya. Sesungguhnya Allah Maha Pelindung terhadap orang-orang yang sabar dan tidak akan menzholiminya.

Demikianlah risalah ringkas tentang sabar dalam menghadapi ujian hidup. Semoga Allah menganugerahkan kepada kita kepribadian yang tangguh dalam menghadapi berbagai cobaan di dunia ini dan kembali ke negeri Akhirat dalam keadaan memperoleh ridho-Nya. Amin ya Rabbal ‘alamin.
Sumber : http://www.darussalaf.or.id/nasehat/sabar-menghadapi-ujian-hidup/
Belajar Dari Kesabaran Sang Laut

Belajar Dari Kesabaran Sang Laut

DI sebuah tempat di koordinat bumi, terdapatlah sebuah laut yang indah. Lautnya luas dan dalam. Airnya berwarna biru dan menyegarkan. Riak-riak air selalu bersenandung merdu di atas permukaannya. Ikan-ikan sangat senang tinggal di dalamnya, sebab kebeningan airnya menyebabkan sinar matahari mudah masuk dan juga banyaknya terumbu karang yang bisa jadi tempat tinggal ikan dan plankton.
Ternyata tak hanya ikan saja yang menyenanginya, manusia pun tak jauh beda. Setiap hari, kunjungan selalu ramai. Baik untuk sekedar melihat keindahannya ataupun untuk bermain-main dengan raik airnya yang kecil dan jenaka.
Laut terlihat sangat senang dan bahagia, sebab dia bisa berguna dan membahagiakan orang lain. Dia terus memuji dan bertasbih kepada Penciptanya yang telah begitu indah menciptakannya, yang telah memberikannya amanah terindah. Sang Penciptanya pun tersenyum menyaksikan ketundukan dan ketaatan sang Laut. Tapi…apakah pujian dan tasbihnya akan terus terlafadz? Sang Penciptanya pun memberikan ujian untuk menguji ketaatannya. Bukankah semuanya memerlukan pembuktian?
Tahun ini, musim panas telah berlangsung. Matahari mulai terasa terik menyinari. Alfa, betha dan gamma, terus-terusan membelai mesra tubuh sang Laut. Ikan-ikan senang karena mereka banyak mendapatkan sinar matahari, pun juga manusia, mereka senang berjemur di pasir pantainya. Laut tetap terlihat tenang, ia menyukai belaian hangat sang mentari dan partikel-partikel di sinarnya.
Hari-hari terlewati. Bulan-bulan pun datang. Memasuki bulan ketujuh, musim panas tetap berlangsung, bahkan panasnya sangat terik. Laut mulai gelisah. Tubuhnya terasa sangat nyeri karena terus-menerus terbaluri alfa, betha dan gamma yang sangat panas. Tak hanya itu, evaporasi besar-besaran pun terjadi. Ribuan, jutaan, bahkan milyaran Avogadro partikel airnya terserap ke Awan.
Volume airnya yang dulu melimpah dan tak pernah surut, kini hanya tinggal separuh. Ikan-ikan yang dulu senang bernanung di dalamnya, kini perlahan-lahan meninggalkannya. Laut mulai bersedih, matanya sembab. Tak hanya ikan, manusia yang dulu senang mengunjunginya, pun mulai enggan datang. Riak-riak air yang riang dan jenaka, kini pun menghilang pergi, yang ada hanya ombak besar kegelisahan dan ratapan. Laut kesepian dan merasa sendirian, tak lagi ada yang menemaninya.
Hari ini, panas terik kembali terjadi. Laut pun bersedih, sebab volume airnya pasti akan semakin berkurang. Ia menyenandungkan ratapan, memanggil sang Awan yang tak juga mau menurunkan hujan, tapi awan hanya diam saja. Awan tak bisa berbuat apa-apa, sebab titah untuknya belum turun. Kali ini, Laut menangis dan meraung, dengan tangisan yang memilukan. Ia sungguh tak mengerti kenapa Awan tak juga mau menurunkan airnya yang selama ini diserap? Bukankah evaporasi telah berlangsung lama, lantas kenapa tak jua turun hujan? Sebesar apakah Awan yang ada di atasnya ini?
Di tengah tangisan dan ratapan, Laut tak lupa untuk terus memuji dan tunduk pada Penciptanya, sebab Ia meyakini bahwa ini semuanya terjadi atas izin Penciptanya. Dan, ia pun tetap meyakini bahwa setelah semua kedukaan panjang ini, ia akan memperoleh kesukaan yang besar. Kapan itu terjadi? Saat ia telah mencukupi mahar yang telah ditentukan oleh Penciptanya.
Hari terus berganti, namun musim panas belum juga berganti. Volume air Sang Laut terus berkurang, bahkan kini hanya tersisa duaperlapan bagian saja. laut bersedih, namun tak lagi menangis meratap. Ia justru semakin memuji dan tunduk pada Penciptanya. Bahkan kini, iapun ikhlas seandainya ia harus berakhir manjadi sebuah jurang yang dalam, tanpa tergenangi lagi oleh air.
Dua purnama terlewati sudah, namun musim panas belum juga mau pergi, tetap setia membersamai Laut. Laut terdiam dan semakin ikhlas dengan keadaannnya. Salinitasnya semakin tinggi saja, sehingga membuatnya susah untuk bernafas dan menghirup udara bebas.
Laut semakin lemah dan ringkih, volume airnya hanya berjarak sehasta dari permukaan tanah. Di tengah kelemahan itu, ia terus membisikkan harapan pada semesta. Ia membayangkan hujan turun dengan sangat lebat dan memenuhi tubuhnya dengan air. Ia kembali lagi seperti dulu, disenangi oleh ikan dan manusia. Mimpinya sangat indah, dan mimpi itulah yang membuatnya terus bertahan di tengah kelemahannya.
Laut tersentak dengan keadaan, semua simpul mimpinya dilepaskan dan diterbangkan ke semesta. Ia tak mau lagi bermimpi sebab mimpinya tak jua terpenuhi. Laut semakin tertunduk dan memuji Penciptanya. Ia pun semakin ikhlas dengan hal buruk yang sepertinya akan menimpanya.
Di atas sana, Penciptanya tersenyum. Ia tak lagi menyangsikan ketaatan sang Laut. Ia pun menitahkan Awan untuk menurunkan hujan yang sangat lebat, sehingga semua ruang kosong laut terisi penuh dengan genangan air. Awan tunduk dan langsung menjalankan titah.
Laut semakin lemah dan kesulitan bernafas. Ia terpejam dan terus memejamkan matanya, sepertinya hari ini tugasnya akan berakhir. Langit menghitam. Guntur bersahut-sahutan. Kilatan cahaya terus berkejar-kejaran. Laut tersentak dan membuka matanya. Batinnya berkata bahwa hujan akan segera turun.
Satu jam berlalu sudah, tapi hujan yang diharapkannya tak jua datang. Laut semakin lemah dan ringkih. Ia pun tertidur pulas dengan senyuman, karena ia menyangka tak akan lagi terbangun. Tiba-tiba…ratusan, ribuan, jutaan, bahkan triyunan Avogadro partikel air membelainya dengan manja. Laut tersentak, bergembira dan terus memuji Penciptanya. Maharnya telah terpenuhi, kedukaannya telah tuntas dijalankan, dan kini, ia menikmati kesukaan.
Tiga hari tiga malam sudah hujannya berlangsung. Kini, volume air sang lautpun kembali penuh, seperti semula. Keadaannya pun kembali seperti dulu : airnya biru dan sejuk, ikan-ikan berdatangan dan manusia pun ramai mengunjunginya. Laut kembali ceria dan berbahagia.
Di tengah semua kesukaan itu, laut terus melafadzkan pujian untuk Penciptanya yang telah mengajarinya banyak hal. Ia pun kini mulai mengerti dengan siklus hidup dan kehidupan. Dari atas sana, Penciptanya pun tersenyum.

 https://www.islampos.com/kesabaran-sang-laut-14153/
Dzikir Mengingat Allah Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Dzikir Mengingat Allah Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Dzikir mengingat Allah merupakan kegiatan utama yang seharusnya kita lakukan dalam kegiatan kita sehari hari. Namun banyak diantara kita yang tidak menyadari hal tersebut . Setiap saat hati dan fikiran kita hanya dipenuhi oleh berbagai masalah kehidupan dunia. Mulai dari masalah pekerjaan, masalah keluarga, wanita atau pria idaman hati, tekanan dan problem hidup , trauma masa lalu dan lain sebaginya. Sedikit sekali waktu yang tersisa untuk berdialog dan berdzikir mengingat Allah, bahkan kadang kala tidak ada tempat sama sekali didalam hati dan fikiran untuk berdzikir mengingat Allah.
Sebagian besar menusia tertipu oleh kehidupan dunia.Mereka tertipu oleh kesombongan dirinya, mereka merasa bangga dan takjub dengan kemampuan dirinya, mereka merasa tidak butuh pada Allah. Mereka merasa mampu mengatasi segala macam masalah yang ada dihadapan mereka dengan kekuatan dan kemampuannya sendiri . Mereka merasa tidak perlu melibatkan Allah dalam urusan mereka. Mereka menganggap menyediakan waktu untuk berdialog dan berdzikir mengingat Allah hanya merupakan usaha sia- sia dan membuang waktu percuma.
Sebenarnya tidak demikian. Justru dzikir mengingat Allah itulah hal yang paling penting dan utama dalam kehidupan kita. Allah telah memerintahkan kita untuk selalu ingat kepadaNya dengan sebanyak banyaknya dimanapun kita berada, ketika berdiri, duduk dan berbaring. Sebagaimana dijelaskan dalam beberapa ayat Qur’an sebagai berikut:
Al Ahzab 41-42
41- Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. 42- Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. (Al Ahzab 41-42)


An Nisa 103
103- Maka apabila kamu telah menyelesaikan salat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. ….(An Nisa 103)


Dalam surat Adzariyat ayat 56 bahkan Allah menjelaskan bahwa ia tidak menjadikan Jin dan manusia melainkan untuk beribadah dan menyembahNya.
Syetan telah memperdaya manusia sehingga mereka lupa kepada Allah, mereka hanya sibuk memperturutkan keinginan hawa nafsunya. Hati dan fikirannya dipenuhi oleh berbagai masalah kehidupan dunia, mereka lupa untuk berdzikir mengingat Allah sepanjang waktu. Padahal dalam Al Qur’an Allah berulang ulang mengingatkan :
Janganlah kalian termasuk orang yang lalai (dari mengingat Allah) (Al- A’raaf 205)

Beberapa cara mengingat Allah
Berdzikir mengingat Allah merupakan masalah utama dan sangat penting dalam kehidupan kita sebagai manusia. Orang yang meremehkan dan melalaikan masalah dzikir mengingat Allah , maka Allahpun akan melupakannya dan membiarkannya bergelimang dalam kesulitan dan berbagai kerumitan hidup didunia maupun akhirat. Sebaliknya orang yang selalu ingat padaNya dan tidak pernah lupa berdzikir mengingat Allah maka Allah akan memperhatikan semua hajat kebutuhannya dan melapangkan hidupnya didunia maupun akhirat.
Ada beberapa cara berdzikir mengingat Allah yang disebutkan dalam Al Qur’an. Pertama berdzikir mengingat Allah dengan lidah atau lisan, kedua berdzikir mengingat Allah dengan anggota tubuh dan yang ketiga berdzikir mengingat Allah didalam hati dan fikiran.
Dzikir dengan lisan
Dzikir dengan lisan dilakukan dengan banyak menyebut dan mengagungkan nama Allah dengan ucapan lisan sebagaimana disebutkan dalam surat Al Isra ayat 110 :
110- Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaulhusna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam salatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu” (Al Israak 110)
Kegiatan dzikir dengan lisan ini bisa dilakukan seorang diri atau berjamaah. Misalnya duduk berdzikir membaca tahmid, tasbih, tahlil , asmaulhusna atau membaca Qur’an seorang diri . Bisa juga membaca tahlil, tahmid, tasbih atau asmaulhusna secara berjamaah. Membaca kalimat takbir ketika hari Raya idhul fitri atau idhul adha termasuk pada kegiatan dzikir berjamaah.
Dzikir dengan aggota tubuh
Dzikir dengan aggota tubuh dilakukan dengan berdiri , duduk atau berbaring , sebagaiman disebutkan dalam surat An Nisa ayat 103 diatas :
103- Maka apabila kamu telah menyelesaikan salat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. ….(An Nisa 103)
Pelaksanaan shalat , tawaf dan sa’i termasuk dzikir dengan anggota tubuh. Dzikir dilakukan dengan menggerakkan anggota tubuh untuk berdiri, rukuk, sujud , berjalan atau berlari . Ketika berdiri , rukuk atau sujud diringi dengan membaca doa , ayat Qur’an atau kalimat dzikir yang merupakan pujian atau mengagungkan nama Allah. Demikian pula ketika tawaf, sya’i atau berjalan menggerakan tangan dan kaki diikuti dengan membaca kalimat tasbih, tahmid, tahlil istighfar atau membaca ayat Al Qur’an.
Shalat merupakan pelaksanaan dzikir dengan seluruh anggota tubuh sebagaiman disebutkan dalam surat Thaha 14
14- Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku. (Thaha 14)
Dalam shalat kita menggerakan anggota tubuh melakukan gerakan rukuk, sujud duduk, dan berdiri sambil membaca doa dan ayat Qur’an.
Dzikir didalam hati dan fikiran
Dzikir didalam hati atau fikiran merupakan dzikir bathin yang tidak dapat diamati secara fisik. Kegiatan ini dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja ketika berdiri duduk dan berbaring tanpa diketahui oleh orang lain. Dzikir dengan fikiran disebutkan dalam surat Ali Imran 190-191


190- Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, 191- (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.                     (Ali Imran 190-191)
Pelaksanaan dzikir dengan hati atau qolbu disebutkan dalam surat al A’Raaf ayat 205 sebagai berikut :


Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.             (Al A’raaf 205)
Dzikir bathin ini umumnya dilakukan seorang diri , karena kegiatannya tidak bisa diikuti atau diamati oleh orang lain. Duduk tafakur seorang diri atau I’tikaf di masjid termasuk kedalam kegiatan ini.
Usahakan dalam kegiatan sehari hari kita tetap melaksanakan berbagai kegiatan dzikir seperti tersebut diatas . Insya Allah hidup jadi aman , nyaman dan mudah.
Dzikir ditengah kesibukan sehari hari
Shalat adalah kegiatan dzikir yang telah ditetapkan waktu dan tata caranya minimal kita melakukan kegiatan shalat lima kali dalam sehari semalam. Diluar shalat yang lima waktu itu kita bisa melaksanakan kegiatan dzikir lainnya, seperti dzikir bathin atau dzikir lisan. Diluar kegiatan shalat usahakan tetap menjaga komunikasi dan hubungan dengan Allah setiap saat. Rasulullah banyak mengajarkan doa doa yang dianjurkan dibaca setiap hari , seperti ketika bangun tidur, mau ke kamar mandi, doa sebelum dan sesudah makan, doa keluar rumah , doa dalam perjalanan dan lain sebagainya. Semua doa itu merupakan kalimat dzikir yang menjaga hubungan dan komunikasi kita dengan Allah.
Rasulullah menyatakan keutamaan berdzikir mengingat Allah ini dalam beberapa hadist berikut ini :
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda , Allah swt berfirman : “ Aku tergantung pada persangkaan hambaKu. Dan Aku bersamanya jika ia mengingat Aku. Jika dia mengingatKu dalam hatinya, Akupun mengingatnya dalam HatiKu. Jika ia mengingatKu dalam suatu majelis, Akupun mengingatnya dalam suatu majelis yang lebih baik dari mereka. Dan jika ia mendekatiKu sejengkal, Aku akan mendekatinya sehasta. Dan Jika ia mendekatiKu sehasta, Aku akan mendekatinya sedepa. Dan jika ia mendekatiKu dengan berjalan, Aku akan mendekatinya dengan berlari (HR Bukhari, Muslim , Ahmad)
Dari Abu Musa ra Nabi saw bersabda “ Perumpamaan orang orang yang berdzikir kepada Allah dan orang orang yang tidak berdzikir kepada Allah, seperti orang yang hidup dan orang yang mati (HR Bukhari, Muslim, Baihaqi).
Dari Muadz bin Jabal ra, Rasulullah saw bersabda “ Ahli syurga tidak akan menyesali apapun (didunia ini) kecuali atas waktu yang telah mereka lalui tanpa dzikrullah didalamnya “ (HR Thabrani, Baihaqi)
Bagaimana mungkin kita bisa berdzikir mengingat Allah ditengah kesibukan kita sehari hari ?, jika kita mau tidak ada kesulitan untuk itu. Kendala utamanya hanyalah rasa malas dan tidak istiqomah. Kegiatan berdzikir sudah kita mulai sesaat ketika kita bangun tidur. Perhatikan ketika bangun dari tidur apa yang kita ingat lebih dahulu. Kebanyakan orang ketika bangun tidur yang terbayang didalam fikirannya adalah kegiatan bisnis , pria atau wanita idamannya serta beban pekerjaan yang sedang dihadapinya.
Lain halnya dengan para pencinta dzikir, sesaat ketika banguntidur yang diingat adalah Allah. Ketika baru bangun dari tidur ia akan mengucapkan doa yang diajarkan Rasulullah : Alhamdulillahilladzi ahyyana ba’da maa amatana wa ilahin nusyur…segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan (membangunkan) kami dari mati (tidur) kami , dan kepadanyalah kami kembali. Selanjutnya ia mengucapkanistighfar dengan sebanyak banyaknya.
Selanjutnya ia akan memulai setiap gerak dan langkah yang dilakukan dengan menyebut nama Allah didalam hati dan fikiran. Ada 99 asmaulhusna , sebutlah mana saja nama yang disukai, ya Rahman, ya Rahim , ya Malik, ya Quddus, ya Jabbar, ya Aziz, ya Hayyu, ya Qoyyum dan lain sebagainya. Sepanjang jalan ketika berjalan kaki , ketika duduk atau mengemudikan kendaraan, memasuki halaman kantor , memulai duduk di tempat kerja ia tidak putus menyebut nama Allah didalam hati. Insya Allah selama itu Allahpun akan menyebut namanya dihadapan majelis yang lebih besar. Allah selalu memperhatikan hajat dan kebutuhan hambaNya selama ia ingat padaNya. Dia selalu siap menolong hambaNya mengatasi berbagai kesulitan yang datang. Hingga berbagai masalah kehidupan bisa dilalui dengan mudah . Allah menjelaskan semua itu dalam surat Al Baqarah ayat 152
152- Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) -Ku. (Al Baqarah 152)
Apa saja masalah yang anda hadapi jangan lupa mengkomunikasikannya dengan Allah. Ketika akan memulai pembicaraan bisnis dengan seseorang , mengikuti tender, mengajukan penawaran barang atau jasa pada klien, mengajukan proposal dan lain sebagainya jangan lupa mohon bimbingan dan petunjuk kepada Allah. Ucapkan tasbih, tahlil , tahmid , istighfar atau asmaulhusna didalam hati terus menerus.
Ketika mendapat hal yang menggembirakan hendaklah bersyukur padaNya, sampaikan pujian pada Allah atas kenikmatan dan kegembiraan yang didapat. . Ketika mendapat ancaman atau mengalami kejadian yang buruk danmembahayakan diri berlindunglah pada Allah. Insya Allah semua kegiatan tersebut sudah termasuk dalam kegiatan dzikir harian
Demikianlah aktifitas dzikir harian yang sebenarnya mudah dilakukan namun sedikit sekali orang yang mengerjakannya. Mungkin karena tidak tahu , kalaupun sudah tahu penyakit malas sering menjadi kendala utama untuk melakukan kegiatan dzikir tersebut.
Mari hidupkan hati dengan banyak berdzikir pada Allah dimanapun berada ketika berdiri, duduk dan berbaring, insya Allah semua urusan menjadi mudah dan ringan karena Allah selalu ikut terlibat dalam semua urusan yang kita kerjakan.
Orang yang jauh dari dzikir mengingat Allah dijamin hidupnya selalu dirudung berbagai masalah dan kesulitan. Hati tidak pernah nyaman dan tentram, hidup selalu gelisah dan tertekan,berbagai masalah dan kesulitan bertubi-tubi datang menghimpit. Di dunia hidup sulit diakhiratpun lebih sulit lagi.
Sebaliknya orang yang selalu berdzikir dalam kegiatan sehari hari dijamin oleh Allah hatinya menjadi tenang nyaman dan tentram sebagaimana disebutkan dalam surat Ar Ra’d 28


(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. (Ar Ra’d 28)
Manfaat dzikir mengingat Allah
Dzikir mengingat Allah sangat besar manfaatnya dalam kehidupan dunia maupun akhirat antara lain sebagai berikut ini :
1.     Mendapat ketenangan hati dan bebas dari perasaan jengkel,kecewa, sedih, duka, dendam dan stress berkepanjangan ( Ar Raad 28)
2.     Dikeluarkan dari kegelapan dan kesempitan hidup kepada cahaya terang benderang serta mendapat salam penghormatan (sholawat) dari Allah dan para MalaikatNya (Al Ahzab 43)
3.     Terpelihara dan terhindar dari melakukan perbuatan keji dan mungkar (Al Ankabut 45)
4.     Terpelihara dari kelicikan dari tipu daya syetan yang berusaha menyesatkan (An Nahl 99)
5.     Selalu mendapat jalan keluar dari berbagai kesulitan yang datang menghadang dan mendapat rezeki dari tempat yang tidak pernah diduga, serta selalu dicukupkan semua kebutuhan hidupnya ( At Thalaq 2-3)
6.     Dibukakan baginya pintu kemenangan, diampuni dosanya yang lalu dan yang akan datang, ditambahkan baginya berbagai kenikmatan hidup, ditunjuki jalan yang lurus , dan diberi pertolongan dengan kekuatan yang dahsyat. ( Al Fath 1-3)
7.     Selalu mendapat perhatian istimewa dari Allah dimanapun ia berada , selama ia ingat pada-Nya (Al Baqarah 152)
8.     Terhindar dari beban hidup yang berat dan tidak sanggup dipikul serta terhindar dari siksa dan azab yang melampaui batas ( Al Baqarah 286)
9.     Diampuni segala dosanya, dihapuskan segala kesalahannya dan diwafatkan bersama orang yang berbuat kebaikan ( husnul khotimah) (Ali Imran 193)
10. Mendapat kehidupan yang baik sampai datang ajal yang telah ditetapkan (Hud 3, An-Nahl 97)
11. Dibalasi dan dilipat gandakan amal kebaikannya dengan yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan ( An Nahl 96-97)
12. Selalu disertai Allah dimanapun mereka berada (Al Baqarah 153, Al Hadit 4)
13. Mendapat pertolongan dari ribuan tentara malaikat dalam menghadapi berbagai hal dan masalah didunia maupun akhirat ( Ali imran 124-125, Fushilat 30-31)
14. Dimudahkan semua urusannya dan diberi bimbinganmenempuh jalan yang mudah (Al Lail 7, Al A’la 8)
15. Dibukakan baginya keberkahan dan pintu rahmat dari langit dan bumi (Al A’raaf 96)
16. Diwafatkan dalam keadaan baik dan disambut oleh para malaikat dengan salam penghormatan ( An Nahl 32, Ar Raad 23-24, Al Ahzab 44 )
17. Mendapat kehidupan yang baik selama masa menanti dialam barzakh ( Ali Imran 169)
18. Memiliki wajah yang putih berseri dihari berbangkit ( Ali Imran 106-107)
19. Memiliki wajah dan tubuh yang bercahaya terang dihari berbangkit ( Al Hadit 12-13 dan At Tahrim 8)
20. Menerima buku catatan amal dari sebelah kanan dan dimudahkan saat dihisab dan ditimbang semua amalnya (Al Haqqah 19-21 )
21. Memiliki timbangan kebaikan yang lebih banyak dan berat (Al Qori’ah 6-7,Al A’raaf 8)
22. Diselamatkan Allah dari ganas dan panasnya api neraka (Maryam 72-73, Al Lail 17)
23. Dimasukan kedalam taman syurga dan hidup kekal selamanya disana (Az zumar 73)
Rasulullah membuat perumpamaan antara orang yang berdzikir mengingat Allah dengan orang yang tidak berdzikir seperti orang yang hidup dengan orang yang mati. Insya Allah dengan banyak berdzikir dilindungi Allah dari berbagai kejahatan mahluk ciptaannya yang terlihat maupun tidak terlihat, yang diketahui maupun tidak diketahui. Mari kita hidupkan seluruh waktu kita dengan berdzikir mengingat Allah dimanapun kita berada ketika berdiri, duduk dan berbaring, Insya Allah hidup menjadi mudah dan ringan.


sumber :http://www.fadhilza.com/2012/03/kekuatan-dzikir-dan-doa/dzikir-mengingat-allah-dalam-kegiatan-sehari-hari.html